Wednesday, March 15, 2006

mengapa semut kalau bertemu saling bertemu muka?

Pada zaman dahulu kala...masa nabi² lah katanya, tepatnya pada zaman nabi Nuh AS, lebih tepatnya lagi beberapa minggu sebelum banjir bandang yang sangat dahsyat itu. Sang nabi yang sudah diwanti² (diberi wangsit) oleh Tuhannya segera membuat sebuah kapal besar. Tidak peduli olok² warga kampung(dulu ada kampung gak ya?), gak peduli (mungkin-katanya) dibilang gila, gemblung, edan atau gilo (gak tau basa sononya apa!) akhirnya si kapal besar itu selesai sesuai jadwal.

Pasti karena sesuai petunjuk Tuhannya, sang nabi mencoba mengumpulkan semua mahluk hidup disekitarnya barang sepasang. Alhasil hampir semua hewan bisa didapat sepasang², sedangkan manusia yang mau ikut naik kapal hanyalah pengikut sang nabi. Bisa membayangkan betapa riuh rendahnya kapal darat sang nabi ditengah terik cuaca jazirah arab zaman dulu? Jawab saja dalam hati.

Untungnya (kata yang punya cerita) tidak lama kemudian hujan yang sangat lebat turun dengan derasnya (berlebihan nih kata² nya! ... tidak kok). Karena terbukti tidak berapa lama semua daratan mulai tergenang air. Banjir bandang datang, orang² dan hewan² bergerak sesuai naluri mencari tempat yang lebih tinggi. Tapi apa lacur, kekuasaan Tuhan tidak ada yang bisa menandingi (sampai saat ini juga masih rekor tuh!), tempat tertinggi yang bisa berfungsi sebagai pengungsian tetap tersapu banjir dahsyat. Semua sirna!....kecuali mahluk diatas kapal sang nabi. Seru kan? kan! :p

Banjir besar itu menggenangi daratan selama beberapa waktu (tepatnya berapa lama sih?)

Cerita beralih keatas kapal. Penumpang yang telah hilang ketakutan akan luapan banjir mulai memperlihatkan sifat² aslinya. Yang tadinya sepertinya akrab dan berteman baik, ada yang mulai terlihat bersaing untuk mendapatkan perhatian lebih dari sang nabi. Hal itu terlihat sekali diantara kucing dan kambing (eh salah! Anjing). Anjing dan kucing yang tadinya berteman sipiring seperaduan mulai rebutan belaian sang nabi.

Banjir belum lagi surut, sang nabi yang masih sedih karena kehilangan sanak keluarga mulai khawatir. Khawatir dengan bahan makanan yang kian menipis, juga khawatir akan kelakuan para penumpang, khususnya para hewan!. Mereka para hewan yang notabene hidup berpanduan insting semata, tidak peduli adab dan etika makin sering berulah. Dari rebutan makanan, saling mencoba memakan dan melampiaskan naluri hewani berkawin.

Kerisauan sang nabi membuatnya berbicara keras, memerintahkan para penumpang agar tidak berhubungan badan sampai banjir reda. Nasehat tinggal nasehat, selayaknya hewan, anjing tidak mengindahkan larangan sang nabi. Bersenang²lah ia dengan pasangan tersayang, tidak peduli si kucing saingannya mengadu kepada sang nabi. Marahlah sang nabi, tanpa bertanya panjang lebar langsung mengutuk si anjing. Ingin tahu bunyi kutukannya bagaimana? terjemahan bebasnya mungkin begini "Hai anjing...kau! karena telah melanggar laranganku, aku kutuk kau setiap kali berhubungan (ng$^&*t maksudnya) kau akan terlihat sussaaahhh banget..." begitu (makanya sampai saat ini kita bisa melihat betapa susahnya bangsa anjing kalau sedang "berbuwat itu". Si anjing yang sakit hati ke kucing mencoba memprotes "Tapi nabi, kami sudah bersembunyi, si kucing aja yang NGINTIP! dasar pengadu!" (eh nunjuknya ke kucing dong! jangan ke aku!). Sang nabi berlaku bijak, ditanya-nya si kucing tentang kebenaran cerita anjing. Si kucing menjawab "Benar bi", kata kucing sambil menunduk. "Uuh...dasar kucing!" kata sang nabi yang marah. "Karena keculasanmu itu, aku pastikan kami semua akan tahu kapan kamu mau "begituan"!" hardik nabi. "Begituan apa?" si kucing berkilah, "ng$^&*t tauk!" kata celetukan dak tahu dari mana asalnya. Saat itulah permusuhan abadi antara kucing vs anjing dimulai (walapun diinternet sekarang banyak beredar foto anjing akrab ama kucing itu cuma kamuflase, sekedar buat nyari sensasi publikasi semata, atau sekarang sudah berkembang jaringan kucing & anjing liberal kali ye?). Nasi sudah menjadi bubur, gerombolan kucing dimanapun selalu ber-keong² (ngeong² kenceng maksudnya...duh bahasa indonesianya apa ya?) kalau pas musim kawin, sampai ada yang tega nyiram air dengan kucing (hiks..nyiram kucing dengan air) karena terganggu kucing yang mau kawin!.

Mengantisipasi tragedi memalukan terulang, dengan kekuasaanya, sang nabi bertitah menyuruh semua mahluk laki² menanggalkan alat kelaminnya (penis tuh) tentu kecuali sang nabis sendirilah. Terpaksa semua pejantan menuruti titah sang nabi. Piranti kebanggaan pejantan dionggokkan begitu saja di pojok belakang dak kapal.

Akhirnya banjir bandang surut, kapal telah terdampar, tergeletak disebuah padang. Semua mahluk berloncatan turun kedarat, bergembira, menari² dengan senangnya. Semuannya!?

Ditengah keriangan itu, sang nabi berteriak dari atas kapal "Hooii...para pengikutku, kemarilah!", langsung berlarianlah mereka mendekati kapal. "Ingatlah bahwa kejadian ini semua semata ujian dari Tuhan, maka janganlah kamu sekalian melalaikan kewajibanmu sebagai mahlukNya!" nasehat sang nabi. "Oiya...para pejantan jangan lupa onderdil kalian masih teronggok didak belakang kapal!" terkejutlah para pejantan dan sekejap tersadar akan kehilangannya. Bak anak panah melesat dari busurnya, para pejantan bersikejar mencapai dak belakang. Tetap saja! mahluk Tuhan jarang terlepas dari rasa serakah. Pejantan² yang berbadan besar, kuat dan bisa berlari cepat sehingga mencapai tujuan lebih dulu, sibuk memilih onderdil yang dirasanya lebih "greng". Kuda & beberapa hewan besar lainnya mengambil barang yang besar pula, tak beda dengan manusia jantan yang mencintai kesempurnaan memilih penis yang besar tapi apadaya kalah besar dengan pejantan hewan² besar yang lebih dulu memilih (hiks...sebel deh yah!). Makin kecil ukuran hewannya makin kecil dapatnya karena kalah dengan hewan yang berukuran lebih besar. Terlihat seekor menthok (bebek) jantan setengah tersedu menghampiri pasangannya "Lihatlah yang aku dapat!" katanya sambil memperlihatkan penis rusak yang telah terinjak², lemas tidak berwujud gagah, cuma segelambir daging. "Sudahlah, terima saja, aku cinta kamu apadanya sayang" kata pasangannya menghibur sambil memasangkan penis pejantannya...duuh mesranya (nah jikalau penasaran dengan bentuk penis bebek, lihat saja penisnya si bebek jantan sehabis berkawin!).

Nah yang paling kasihan para pejantan semut! dengan keterbatasan mereka, para pejantan yang setia sekali dengan ratu semut itu sampai didak kapal paling akhir, sehingga tidak satupun penis yang tersisa. Tertunduk sedihlah para semut jantan, langsung putar badan kembali ke ratu mereka tanpa onderdil kebanggaan. Itulah sebabnya hingga hari ini pun, tanpa pernah putus asa, sambil mencari sumber makanan, setiap semut kalau berpapasan selalu saling mendekatkan muka mereka untuk berbisik "Bro, kamu punya penis sudah ketemu belum?".

Jadi cuma begitulah sebab ceritanya mengapa semut kalau bertemu saling bertemu muka. Maaf untuk tidak dapat mendapatkan sumber asli cerita ini, penulis yakin character dalam cerita ini juga cuma fiktif belaka. Semoga tidak menimbulkan polemik dikemudian hari.


Read more...