Thursday, October 05, 2006

rejeki memang gak bisa dikejar (kalee!..)

pas terakhir mampir kekampung ibuku, baru rampung panen palawija, kacang ijo dan kedelai kebanyakannya. kebiasaan petani, habis panen padi dimusim kemarau, nunggu sawah agak kering langsung ditanam palawija. kalau kemarau panjang bisa tercapai panen palawija dengan tenang macem panen kemaren, tapi kalau kemarau cuma sebentar...kadang gak panen palawija karena biasanya tanaman baru berbuah, hujan datang mengguyur...jadi terpaksa panen lebih cepat atau merelakan tanaman mati terendam air dan selanjutnya dibajak.

kemarau kali ini terasa panjang, panen palawija telah selesai, hasilnya sudah ada yang dijual dan ada juga yang dicolong maling (maling pinter...nyolongnya kacang ijo yang sudah siap juwal) tapi hujan belum juga datang. saking (boso endonesane opo?) lamanya gak hujan, tanah sawah pecah terbelah-belah. apakah buruh tani sekarat menghadapi kondisi ini? tentu tidak, sama sekali tidak. mereka melihat peluang baru...walaupun kerja lebih keras telah terbayang. mereka mencari petani yang sawahnya boleh digali, diambil selapis teratas yang retak²...gratis! ya petani yang sawahnya dirasa kurang dalam, dengan senang hati merelakan lapisan tanah atas sawahnya diambil dengan maksud agar sawahnya lebih dalam sehingga dapat menyimpan air lebih banyak dimusim tanam berikutnya.
terus tanahnya memang buat apa? buat bikin batu bata? gak lah...air saja susah, tanahnya buat nimbun halaman atau kebun. mereka menawarkan jasanya untuk menimbun kebun dengan tanah kering dari sawah, apa ada yang mau? buanyak...segerobak (ukuran 1 kubik) dihargai 12rb-an.
mulailah dengan berkelompok 3 orang, mereka mulai mencungkil tanah sawah, memikul atau dengan gerobak sorong membawanya kepinggir jalan lalu menimbunnya banyak² dan terakhir dengan gerobak menuju kebun yang akan ditimbun. enteng ya? hush! beraaat banget ituw...beberapa hari bolak balik lewat pematang kecil bawa nyeberang saluran irigasi lewat jembatan bambu darurat. tapi memang mereka pekerja hebat, sehari bisa sampai 15 gerobak.
dibilangin "pak de! mbok jangan ngoyo gitu, kasian badan!" "ndak papa bu! mumpung belum puasa, kalau ada rejeki gini kan nanti puasa lebih tenang ada sangu buwat lebaran!" "yo wis! ati²!"
dibawah terik yang menyengat mereka tetap semangat, angan bisa puwasa & menyambut lebaran dengan sedikit tabungan ditangan memacu mereka.
hari-hari pertama, mereka saling bercerita"badanku pegel² nih masih!" kawannya kasih saran untuk minum minuman "berenergi" macem iklan ditipi. besoknya "walah aku sudah minum apadaeng? tapi kok masih pegel nih!" "minumnya berapa banyak?" "tiga sendok! biasanya aku minum tonikum saja sesendok dah seger je!" ngakak semua yang denger keluguan itu.
apes tak bisa ditolak, mujur nggak bisa teraih. suatu saat ditengah teriknya hari, seorang lilik kecelakaan...kakinya terhantam gagang pegangan gerobak. pada saat roda masuk keceruk jalan, daya dorong orang dibelakang tidak ditambah gagang pegangan terpegang tidak erat menjadi liar, terayun lepas menghantam paha dan menindih kaki sang lilik. hanya rintihan saja terdengar lemah, teman² serentak membantu mengangkat. dengan becak akhirnya si lilik dibawa ketukang patah tulang. diurut, pulang dengan kaki terperban erat.
si lilik dan istrinya hanya bisa menangis sedih, orang yang kebunnya ditimbun tak lupa ikut membantu, tapi sambil nunggu sembuh dan pulih
lepas sudah angan untuk lebih santai dihari lebaran. cepat sembuh ya lik!
Read more...